19 September 2025 9:24 am

Kisah Naruna Keramik, Daftar DSC untuk Bangun Pabrik dan Ternyata Menang

Kisah Naruna Keramik, Daftar DSC untuk Bangun Pabrik dan Ternyata Menang
Esposin, SOLO — Indra Purwidiyanto dengan usahanya Naruna Keramik, berhasil meraih predikat Best of The Best dalam ajang Diplomat Success Challenge (DSC) Season 15 yang berakhir akhir Januari 2025 lalu. Dari hasil itu dia berhasil mendapatkan dana hibah modal usaha senilai Rp350 juta. Kepada Espos.id, Indra menceritakan Naruna Keramik berdiri sejak 2019 lalu. Usaha yang dibangun Indra bersama dua rekannya, yakni Roy Wibisono dan Oktavianus Dwi itu bermula dari sebuah garasi. Saat itu Naruna tidak langsung menjadi produsen. Usaha itu bermula dari dropshipper kemudian reseller sampai akhirnya berkembang dan bisa membangun produk sendiri.
Dalam perjalanannya, Naruna terus dihadapkan dengan berbagai tantangan. Berdiri di Salatiga yang bisa dikatakan bukan sebagai daerah sentra keramik, juga menjadi tantangan tersendiri. Terutama daam menyiapkan sumber daya manusia (SDM). 


Sebagai usaha yang bergerak dari bawah, tantangan permodalan, infrastruktur dan lainnya juga menjadi tantangan. Namun dengan komitmen yang kuat, satu per satu masalah yang muncul bisa diselesaikan. Secara perlahan namun pasti, usaha itu terus berkembang. Naruna hadir sebagai produsen keramik yang mengusung konsep handmade. Beberapa produknya yakni ada cangkir, keramik, mangkok dan lainnya. Tak lama berjalan, Indonesia dan hampir semua negara di dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Masa di mana banyak orang menilai sebagai masa penuh tantangan. Sebab masyarakat tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Hal itu juga berdampak pada sektor bisnis. Namun hal kondisi itu justru menjadi momentum bagi Naruna Keramik untuk berkembang lebih besar. 

Permintaan produk terus meningkat baik secara domestik maupun ekspor. Bahkan menurut Indra, omset Naruna saat itu meningkat hingga 22 kali lipat. “Dari situlah kami bisa ekspansi dan berkembang sampai sekarang. Saat pandemi kami juga ekspor ke India. Sebenarnya kami mulai merambah ekspor itu sebelum pandemi, tapi kami dapat pasar lebih besar justru saat pandemi,” jelas Indra, Jumat (7/3/2025). Hingga saat ini permintaan produk terus mengalir. Untuk itulah Indra bersama dua rekannya berencana untuk mengembangkan bisnis dengan membangun pabrik di Salatiga. Namun dia menyadari untuk mewujudkan itu butuh modal tak sedikit. Butuh alat-alat lebih banyak untuk mengisi pabrik. Dalam situasi itu, dia melihat sebuah banner berukuran besar yang terpampang di sekitar pertigaan Jl. Diponegoro, Salatiga. Banner itu berupa pengumuman ajang DSC Season 15 yang menawarkan dana hibah modal usaha total Rp2,5 miliar. “Kami pun tertarik, kalau bisa dapat dana hibah kan bisa untuk beli alat. Akhirnya kami daftar dan akhirnya lolos. Lanjut tahap seleksi nasional dan sampai ke tahap booth camp hingga sampai akhirnya jadi juara pertama,” jelasnya.  

Persaingan Ketat


Pada ajang tersebut dia harus bersaing dengan ribuan pengusaha yang mendaftar. Total pada season 15 tersebut ada 36.712 proposal dari pengusaha seluruh Indonesia. Proses seleksi berlangsung sekitar 6 bulan dengan berbagai tahap penjaringan. Namun dia senang Naruna saat itu bisa lolos 2.500 besar, 400 besar, 200 besar hingga 45 besar. 
Pada tahap 45 besar tersebut para peserta menjalani tahap booth camp selama 20 hari di Surabaya dan Jakarta. 
Di tahap tersebut para peserta menjalani sesi coaching dan mentoring. Peserta juga diminta untuk menyampaikan ide bisnis atau produk kepada juri pada tahap pitching. “Setelah itu mentoring lagi, sampai di hari terakhir ada pitching terakhir di depan dewan komisioner. Itu luar biasa deg-degan. Namun Alhamdulillah fase-fasenya bisa kami lewati,” lanjutnya. Bahkan menurut Indra, DSC merupakan ajang di Indonesia dengan tantangan paling seru yang pernah dia ikuti. Di mana semua peserta benar-benar dididik, diberi ilmu-ilmu bisnis oleh para ahli yang punya bisnis-bisnis besar. Selain ilmu, ajang itu juga menawarkan jaringan yang luar biasa. Ke depan dia berharap bisnis naruna akan terus berkembang. Target terdekat adalah untuk membangun pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi. Dengan pabrik baru itu nantinya diharapkan produktivitas bisa meningkat lima kali lipat untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dia mengatakan Naruna saat ini menyasar pasar domestik (60%) dan pasar ekspor (40%). Dari kedua pasar itu kini permintaan terus meningkat. “Namun saat ini kami masih terkendala kapasitas sehingga lead time jadi lama. Market masih sangat potensial, kami baru ambil 0,0001% saja dari market share. Jadi potensi keramik untuk lokal dan ekspor masih sangat besar. Harapan kami dengan ditambah alat, kapasitas produksi meningkat, kebutuhan market bisa kami dipenuhi,” kata dia.  Dia mengatakan saat ini Naruna telah memiliki 40 karyawan di Lokasi produksi serta kurang lebih 40 ibu-ibu di sekitar lokasi produksi yang memproduksi barang di rumah secara borongan.
Secara produk, Naruna memiliki keunikan. Dengan konsep handmade, produk yang dihasilkan tidak bisa seragam layaknya produk pabrikan. Bahkan menurutnya produk satu dengan lainnya bisa berbeda-beda baik dari bentuk maupun warna. Namun ternyata itulah yang justru disukai pasar, sebab produk yang ditawarkan lebih eksklusif. “Sebenarnya itu kelemahan kami, namun kami tawarkan sebagai kelebihan kami,” jelasnya.  

Naruna menawarkan produk handmade yang mengkombinasikan bahan-bahan utama dengan limbah seperti kaca, kayu, abu vulkanik dan lainnya. Hal itu menjadikan produk Naruna memiliki nilai jual lebih tinggi. Selain pasar nasional, produk Naruna sudah dikirim ke 16 negara. Termasuk Amerika Serikat, Arab, Dubai, Prancis dan lainnya.
Blog Post Lainnya
Alamat
Sawosari No.2, Salatiga, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50714
0858-4894-9791
hellonaruna@gmail.com
Social Media
Jam Operasional
Everyday 08:00 - 16:00
@2025 Naruna Inc.